Saturday, January 9, 2010

Suka Menyiksa Diri, Jadi Tanda Adanya Keinginan Bunuh Diri

Karakteristik pasien usia muda penderita penyakit kejiwaan yang suka menyiksa diri dapat merupakan pertanda akan kemungkinan resiko tinggi melakukan aksi bunuh diri.

"Menyiksa atau menyakiti diri dan bunuh diri adalah masalah penyakit kejiwaan yang utama di kalangan usia muda," kata Drs.Keith Hawton dan Luise Harriss dari Universitas Oxford.

"Angka rata-rata dari kasus menyakiti diri sendiri, istilah yang digunakan bagi pasien kejiwaan yang berniat meracuni dirinya atau mencelakakan diri, yang banyak terjadi negara Eropa disebabkan oleh berbagai motivasi yang sangat tinggi di kalangan usia muda," demikian dikatakan oleh para peneliti dari Oxford yang menuliskan hasil penemuannya di majalah Journal Clinical of Psychiatri.

Para peneliti mengumpulkan informasi dari pasien pelaku kasus menyakiti diri sendiri yang berusia antara 15 hingga 24 tahun yang ditemui di rumah sakit umum selama dua dekade mulai 1978 hingga 1997.

Angka kematian yang tercatat seperti yang diperoleh dari data rumah sakit tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kematian hingga akhir tahun 2000. Sebanyak 5.459 pasien masuk dalam program penelitian tersebut dengan perincian 3.342 wanita dan 2.027 pria.

Kasus overdosis yang berkaitan dengan kasus penyiksaan diri tercatat 90,5%. Sebagian kasus overdosis 44% menyangkut penggunaan acetaminophen (Tylenol) .

Kenaikan kasus kelebihan dosis acetaminophen dari 33,3% menjadi 53,4% dan kasus kelebihan dosis obat anti depresi dari 9,3% naik menjadi 11,9% juga masuk dalam pengamatan program penelitian tersebut.

Kelebihan dosis menggunakan obat penenang kelas ringan dan obat-obatan sedatif lainnya menurun dari 18,8% menjadi 7,7% terjadi semasa penelitian tersebut berlangsung.

Sebanyak 36,1% dari kasus menyakiti diri sendiri, pasien mengonsumsi minuman beralkohol sebelum melakukan aksi mencelakakan diri mereka.

Masalah utama yang dihadapi oleh pasien kasus menyakiti diri sendiri adalah masalah keluarga sebanyak 50,9%, persoalan dengan teman dekat sebanyak 45,7%, masalah pekerjaan atau masalah yang menyangkut kesulitan dalam hal yang berkaitan dengan sekolah, 41,9%, persoalan dengan teman pergaulan 22,5%.

Sebanyak 4.843 pasien terus dipantau hingga tahun 2000. Dari jumlah tersebut 141 pasien (2,9%) meninggal dunia (90 pasien usia muda laki-laki dan 51 wanita).

Angka resiko bunuh diri secara menyeluruh 4,1 lebih besar dari perkiraan yang ada.

Dari 141 kematian, 81 orang (57,4%) diperkirakan kemungkinan kasus bunuh diri, satu angka rata-rata kelipatan 10 lebih tinggi dari angka perkiraan.

Faktor-faktor resiko dari kasus bunuh diri termasuk pasien pria yaitu didahului dengan usaha menyiksa diri, sejarah psychiatri bagi pasien wanita dan keinginan tinggi untuk melakukan bunuh diri.

Selain itu juga adanya sejumlah kasus karena kelainan pada organ pernafasan, kecelakaan yang tidak berkaitan dengan kasus meracuni diri.

Perawatan yang diberikan kepada pasien usia muda yang suka menyakiti diri sendiri harus menitik beratkan pada upaya perbaikan kesulitan interpersonal menggunakan strategi antara lain terapi solusi masalah dan penanganan penyalah-gunaan obat-obatan serta kelainan kejiwaan.

sumber : kapanlagi.com

1 comment:

Unknown said...

ya karena menyiksa diri sendiri pasti ada alasan tertentu untuk melakukan nya tidak ada alasan untuk bunuh diri kalau tidak patah hati atau putus cinta dan di bully orang ya pasti kedua alasan tersebut banyak sekali trending topic tersebut
togel online